Selamat Datang di bunyukita.com

Budaya Kerja Paruh Waktu/Part-Time di Jepang


budaya-kerja-paruh-waktu-part-time-di-jepang


Negara Jepang adalah salah satu negara yang memiliki perekonomian maju di dunia, PDB (Produk Domesitik Bruto) Jepang merupakan tertinggi ke-3 di seluruh dunia (2021) yaitu sebesar 4,937 triliun USD.

 

Dengan PDB yang tinggi tersebut Jepang ditopang dengan berbagai industri ekonomi yang kuat, banyak dan memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak juga.

Tumbuhnya Budaya Kerja Paruh Waktu di Jepang

Kebutuhan SDM/Tenaga Kerja ini sangat dibutuhkan untuk usia muda untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan waktu. Sedangkan, di Jepang kebanyakan usia masyarakat jepang adalah "usia tua", tidak mungkin mereka bisa melakukan pekerjaan yang membutuhkan fisik yang kuat.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Samurai dan Samurai Wanita


Sebab itulah para pengusaha membutuhkan tenaga-tenaga muda yang biasanya masih sekolah (SMA/Kuliah) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Selain itu kebiasaaan anak muda Jepang yang sudah diajarkan mandiri sejak dini juga merupakan faktor tumbuhnya budaya kerja paruh waktu di Jepang.

 

Kerja Paruh Waktu di Jepang

Kerja Paruh Waktu / Part-time biasanya dibutuhkan untuk mereka yang masih bersekolah ataupun yang masih belum mendapatkan pekerjaan tetap. Jika kalian suka menonton anime yang bertemakan sekolahan.

 

Sebagian besar adegan anime yang memiliki latar belakang "sekolahan", si karakter terkadang melakukan pekerjaan paruh waktu untuk membeli barang yang diinginkannya atau hanya sekedar mengisi waktu luang, seperti karakter Nadeshiko dalam anime "Yuru Camp". Nadeshiko melakukan pekerjaan paruh waktu untuk membeli peralatan camping yang diinginkannya.

 

Nadeshiko Membeli Lampu dengan uang
dari Hasil Kerja Paruh Waktunya

 

Kerja Paruh Waktu juga bisa dilakukan oleh pelajar-pelajar asing yang sedang berskolah atau kuliah di Jepang. Mereka boleh melakukan pekerjaan paruh waktu selama mereka memliki izin khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah jepang yang disebut "Shakugan Katsudo Kyoka".


Baca Juga: Kumihimo - Seni Mengepang Sutra dari Jepang


Pengalaman Seorang Mahasiswa Kerja Paruh Waktu di Jepang

Seperti dilansir dari schoolynk.com menuliskan bahwa ada cerita unik dari seorang mahasiswa korea yang sedang berkuliah di Jepang bernama Mun-Su Park. Saat itu dia melamar bekerja Part-time sebagai kasir di Apotek.
 

Saat proses wawancara dia dan para peserta wawancara lainnya disuruh meneriakkan sebuah slogan sekeras-kerasnya, dan dia melakukannya dengan baik agar mendapatkan pekerjaan tersebut. Tes wawancara tersebut dilakukan untuk melihat apakah mereka introvert atau ekstrovert haha:'v.


Selanjutnya, yang membuat para pemuda Jepang tertarik untuk melakukan pekerjaan paruh waktu ini adalah upahnya. Walaupun mereka diberikan upah minimum, namun upah minimum di Jepang memiliki rata-rataupah yang tertinggi di antara Negara OECD.


Baca Juga: Rahasia Etiket Bisnis Jepang: Salam dan Membungkuk


Gaji Paruh Waktu di Jepang

Rata-rata upah Kerja Paruh Waktu di sana berkisar 800 JPY-900an JPY per jam. untuk di sektor pendidikan biasanya lebih banyak lagi yaitu berkisar 1.900 JPY sebagai guru private dan sejenisnya.


lumanyun bukan?, selain itu ada di antara pemberi kerja yang juga memberikan kompensasi untuk biaya transport loh, agar lebih utuh gajinya, mungkin kalian harus perhatikan itu juga.

Baca Juga: Sejarah Kawakami Gensai, Samurai X Asli dalam Sejarah Jepang

Tapi gaes, pekerjaan paruh waktu ini tidak seindah yang terlihat di anime. pekerjaan ini sangat sulit untuk dilakukan, seperti Park tadi, mahasiswa korea selatan yang bekerja paruh waktu di Apotek.


Ia menerima gaji 1250 JPY per jam, wow! upah yang tinggi untuk kerja paruh waktu. Namun, ada harga yang harus dibayar. Ia harus terus bekerja walaupun tidak ada pelanggan, ia harus terus meneriakkan slogan/yel-yel untuk menarik pelanggan. Jika ia berhenti, ia akan di marahi. Manajer selalu tahu karena selalu mengawasi melalui cctv.


Baca Juga: 5 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Yogyakarta dengan Akreditasi Institusi "A"

 

Dalam survei yang dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, sebanyak 60,5% mahasiswa menjawab tidak puas dengan lingkungan bekerja mereka, karena dituntut terus bekerja atau tuntutan lainnya yang tidak masuk akal dari majikan mereka.


Namun, tentu saja tidak semuanya seperti itu. jadi, carilah pekerjaan/atau tempat bekerja yang benar-benar nyaman untuk kalian. karena tujuan utama kalian ke jepang adalah kuliah/menuntut ilmu. 


Isi Komentar Anda

Silahkan berikan komentar anda...

Previous Post Next Post