Selamat Datang di bunyukita.com

Wage Rudolf Supratman dan Lagu Indonesia Raya


17 Agustus adalah tanggal yang paling sakral bagi bangsa ini. Tanggal di mana bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya. 


Bertahun-tahun sudah Di Zaman penjajahan, Nusantara dikuasai oleh bangsa-bangsa asing. Mereka datang dari tempat yang begitu jauh Karena menyadari betapa pentingnya dan berharganya Nusantara.

 

Dari sejak kedatangan Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris, Belanda lagi, Hingga Jepang. Semuanya pernah berusaha untuk menguasai negeri ini.


Beberapa diantaranya, bahkan pernah berkuasa dalam waktu yang sangat lama dan peninggalannya masih dapat dijumpai sampai sekarang.


Sebut saja Istana Bogor, yang dulunya adalah tempat kediaman dari para gubernur jenderal Hindia Belanda.

 

Karena ketidakmampuannya dalam mengikuti perkembangan Di bidang teknologi dan tidak adanya semangat persatuan, Kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak mampu melawan penjajah Yang jauh lebih unggul dalam banyak hal.


Baca Juga: Sejarah Cao Cao, Sang Selebriti Selama Periode 3 Kerajaan di China


Sejak saat itu, para pendahulu kita bermimpi untuk akhirnya bisa menjadi bangsa yang merdeka di tanahnya sendiri.


Melalui perjuangan yang panjang dan sulit Tokoh-tokoh nasional yang berasal dari berbagai kalangan, akhirnya bisa memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia.

 

Tidak sedikit di antara kita yang saat 17 Agustus pernah merayakan hari kemerdekaan Indonesia dengan cara mengikuti upacara bendera. Saat bendera merah putih sedang dikibarkan Kita semua pasti menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".


Namun tidak banyak yang menyadari bahwa selain merayakan hari kemerdekaan Indonesia, sebenarnya kita juga mengenang hari kematian dari salah satu pahlawan nasional yang bernama W.R. Soepratman. Ya, tokoh dibalik lagu kebangsaan Indonesia Raya ini menghembuskan nafas terakhirnya di Surabaya.

 

Kisah Wage Rudolf Supratman

Di tanggal 17 Agustus 1938, Di masa tersebut, Tentu saja kata "Merdeka" masih jauh dari bangsa ini. Perjuangan W.R. Soepratman memanglah unik. Hal tersebut akan jauh lebih unik lagi Jika kita mempelajari latar belakang dari keluarganya.


W.R. Soepratman lahir di keluarga pasukan KNIL. Ayahnya bahkan berdinas sebagai sersan dalam kesatuan tentara kerajaan Hindia Belanda Yang dibentuk di tahun 1814.


KNIL adalah pasukan yang ditugaskan Untuk menjaga keamanan wilayah jajahan Belanda di Hindia Timur, yang dikenal sebagai salah satu wilayah jajahan yang paling bernilai. Sampai-sampai wilayah ini memperoleh julukan "Zamrud Khatulistiwa"

 

Baca Juga: Fakta dan Sejarah Negara Vietnam



Awalnya komposisi pasukan KNIL Banyak didominasi serdadu yang berasal dari Eropa. Namun Karena jumlah personel yang terus menipis dan penyakit tropis yang terus-menerus menelan korban.


Belanda, terpaksa memikirkan ulang solusinya. Demi menyelesaikan masalah ini, Belanda memutuskan untuk menutup kekurangan personil dengan merekrut Serdadu pribumi di wilayah jajahannya.

 

Akhirnya, Corak baru terbentuk di tubuh KNIL. Dimana bangsa Eropa bertugas sebagai perwiranya dan masyarakat pribumi bertugas sebagai serdadunya.

 

Di dalam catatan sejarah pasukan KNIL banyak ditugaskan untuk memadamkan pemberontakan di Nusantara. Termasuk Perang Diponegoro di Jawa, Perang Padri di Sumatera Dan perang-perang lainnya.


Dengan latar belakang keluarga yang berdinas di militer KNIL tentu mengejutkan, Jika anaknya, W.R. Soepratman bisa berjuang dan menjadi salah satu dari pahlawan nasional.

 

Baca Juga: Sejarah Perang Dunia 2

 

Awal Mula Lagu Indonesia Raya Tercipta

Fakta bahwa W.R. Soepratman Berjuang dengan menggunakan biola, Instrumen musik yang berasal dari barat, sebenarnya juga mengherankan.


Kenyataan ini mungkin mengingatkan kita pada Raden Saleh. Seniman yang pernah melakukan perjuangan sejenis dengan menggambarkan kenyataan dari perlawanan Diponegoro terhadap Belanda.

 

Apa sih persamaan mereka?. Mereka adalah seniman yang tidak anti dengan kemajuan teknologi. Melainkan, Memanfaatkannya demi menyuarakan suaranya.


Mereka yang bekerja dalam bidang seni menyadari hal yang sangat penting, yaitu bagaimana cara menggabungkan berbagai perbedaan demi menciptakan "Keharmonisan".

 

Dalam bidang seni lukis Pelukis harus mampu mengekspresikan imajinasinya, dengan mengawinkan berbagai macam perpaduan warna Yang kemudian dituangkan dalam bentuk lukisan. 


Di bidang musik, Musikus harus mampu menggabungkan berbagai nada yang berbeda demi menciptakan musik yang indah. Inilah yang disebut Inovasi Dan kreativitas Saat itu di masa W.R. Soepratman masih hidup.


Pemerintah kolonial memerintahkan masyarakat menyanyikan lagu kebangsaan "Wilhelmus" Yang intinya, menceritakan perjuangan Belanda demi memperoleh kemerdekaannya dengan melawan penjajahan Spanyol. Karenanya, Lagu Indonesia Raya Dianggap sebagai bentuk ketidaksetiaan Dan perlawanan terhadap colonial Yang masih berkuasa diatas negeri ini.

 

Baca Juga: Sejarah Kawakami Gensai, Samurai X Asli dalam Sejarah Jepang


Melalui perjuangannya, W.R. Soepratman seakan berkata: "Aku akan berjuang untuk bangsa ini" "Dengan biolaku". W.R. Soepratman memang sudah tiada Namun, Ia mewariskan harta yang sangat berharga Yang sampai hari ini masih bisa kita nikmati.

 

Bersama Sebuah lagu yang sangat indah Lagu kebangsaan Indonesia Yang kita kenal dengan Indonesia Raya Sebuah karya yang menggambarkan pesan, Cita-cita, Kesetiaan Harapan dan doa. Dari lubuk hatinya yang terdalam mengenai kecintaannya Terhadap Indonesia.

 

Bagaimana dengan kita Karya-karya apakah yang akan kita buat untuk menghiasi kemerdekaan ini?

Isi Komentar Anda

Silahkan berikan komentar anda...

Previous Post Next Post