Selamat Datang di bunyukita.com

Pengertian Aset Tetap dan Transaksi-Transaksi yang Berkaitan dengan Aset Tetap


Menurut PSAK No. 16, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dri satu periode.

Dalam kepemilikan aset tetap oleh suatu perusahaan, biasanya terdapat berbagai transaksi yang perlu diperhatikan. Transaksi-transaksi tersebut membentuk suatu siklus yang disebut dengan siklus investasi aset tetap.

Jenis-jenis transaksi yang mungkin terjadi dalam siklus aset tetap antara lain:

a. Perolehan Aset Tetap

Menurut PSAK No. 2 biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk meemperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam SAK lain.

 

Penentuan biaya perolehan aset tetap, kadang-kadang tidak sederhana karena adanya berbagai masalah. Masalah tersebut karena cara perolehan aset. Harga  perolehan aset tetap ditentukan sebagai berikut:

 

1.   Aset tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai

     harga perolehan ditetapkan atas dasar harga beli ditambah dengan seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha mendapatkan aset tetap tersebut sampai siap di gunakan, seperti beamasuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), biaya pengangutan, biaya pemasangan, biaya perolehan, bahkan sampai pada pembuatan pondasi khusus agar aset tetap tersebut bisa berfungsi/digunakan juga masuk dalam harga perolehan (cost). 

 

2.   Aset tetap yang dibeli dalam satu paket

    harga perolehan masing-masing aset ditentukan atas dasar alokasi harga perolehan gabungan dengan perbandingan yang wajar. Pembelian dalam satu paket (disebut juga pembelian secara lump-sum), terjadi bila beberapa jenis aset dibeli secara bersamaan dalam satu transaksi. Peristiwa seperti biasa terjadi jika perusahaan membeli sebuah pabrik yang sudah tidak digunakan lagi oleh perusahaan lain. Pembelian pabrik meliputi, tanah, gedung, mesin-mesin dan mebel. Apabila terjadi pembelian secara paket, maka harga beli borongan (paket) harus dialokasikan ke berbagai jenis aset. Cara yang paling umum untuk mengalokasikan harga borongan adalah dengan mendasarkan pada harga pasar masing-masing golongan aset yang tercakup dalam pembelian tersebut. 

 

3.    Aset tetap diperoleh dari sumbangan

      harga perolehan ditetapkan atas dasar harga pasar aset yang diterima atau harga taksiran yang wajar. 

 

4.  Aset tetap yang dibangun sendiri

    harga perolehan ditentukan atas dasar biaya-biaya material dan tenaga kerja yang dikeluarkan selama pengerjaan pembangunan aset yang dibayarkan perusahaan serta ditambah biaya-biaya lain seperti listrik, bahan bakar, dan depresiasi peralatan milik perusahaan yang digunakan untuk membangun aset tetap tersebut hingga siap digunakan. Dengan demikian harga perolehan ase tetap tersebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langusng (overhead cost). Jika ternyata biaya perolehan aset yang diperoleh dengan membangun sendiri lebih rendah dari harga pasar aset sejenis, maka perusahaan tidak diperkenankan untuk mengakui adanya keuntungan dari pembangunan yang dilakukan sendiri tersebut.

b.  Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan (depresiasi) aset tetap merupakan proses pengalokasian secara sistematis jumlah yang tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya. Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam perhitungan depresiasi, yaitu:

1.  Biaya perolehan

Pada uraian di atas sebelumnya sudah dibahas berbagai hal dalam penentuan harga perolehan aset yang harus didepresiasi. Juga telah dijelaskan bahwa sesuai dengan prinsip akuntansi, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya. 

 

2.   Masa manfaat

Masa manfaat atau terkadang sering juga disebut umur manfaat, adalah periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh dari aset entitas. Masa manfaat dapat juga dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (jam kerja mesin), atau satuan hasil yang diharapkan dari suatu aset.

 

Masa manfaat adalah suatu taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan berbagai faktor, seperti rencana penggunaan aset, perkiraan reparasi dan pemeliharaan, dan kerentanan terhadap ketinggalan zaman. Sehingga, setiap perusahaan biasanya tidak sama dalam menetapkan masa manfaat dari sebuah aset tetap yang sama tergantung dari perencanaan penggunaan serta pengalaman dari masing-masing manajemen. 

 

3.   Nilai residu

Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya. Seperti halnya masa manfaat, nilai residu juga merupakan suatu taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan rencana penggunaan aset dan pengalaman masa lalu dengan aset serupa.

 

Metode-metode depresiasi. Deoresiasi dapat dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut: 

 

1. Metoda garis lurus (straight line method)

2. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)

3. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

4. Metode unit produksi

 

Seperti halnya persedian, setiap metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, dan manajemen dapat memilih satu atau lebih metode yang dianggap paling sesuai. Apabila suatu metoda tertentu telah dipilih, maka metoda tersebut harus diterapkan secara konsisten sepanjang masa penggunaan aset yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode dapat diperbandingkan. 

 

c.    Reparasi dan Pemeliharaan Aset Tetap

Pengeluaran untuk reparasi dan pemeliharaan suatu aset tetap digolongkan menjadi pengeluaran pendapatan dan modal.

 

1. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

   yaitu pengeluaran yang terjadi berulang secara normal dan biasanya rutin guna membuat aset tetap dapat dioperasikan dengan baik. Pengeluaran ini diakui sebagai beban pada periode yang bersangkutan. 

 

2. Pengeluaran modal (capital expenditure)

   yaitu pengeluaran yang terjadi untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas produksi, atau masa manfaat suatu aset tetap. Pengeluaran semacam ini biasanya berjumlah besar tetapi jarang terjadi. Penambahan dan perbaikan akan menaikan investas perusahaan dalam fasilitas produktif. Perusahaan biasanya akan mendebet sebesar jumlah pengeluaran yang terjadi pada aset yang bersangkutan. 

 

d.    Pelepasan Aset Tetap

Aset tetap dalam suatu perusahaan dapat dilepaskan dengan cara dihentikan pemakaiannya, dijual, atau ditukarkan. Pelepasan aset tetap normalnya dilakukan ketika masa manfaat dari aset tetap tersebut telah habis. Apapun cara yang dilakukan, perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan nilai buku aset tetap pada saat pelepasan dilakukan.

Isi Komentar Anda

Silahkan berikan komentar anda...

Previous Post Next Post