Selamat Datang di bunyukita.com

Kampung Sei Kelong dan Alat Tangkap Kelong (Kunci Hegemoni Politik dan Niaga) - Sejarah Awal Mula Permukiman di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara



 

 

Halo sahabat Bunyukita, Setelah kita mengenal asal usul nama pulau Bunyu, kita akan menceritakan tempat-tempat awal mula lokasi pemukiman-pemukiman yang ada di bunyu, ini nih versi mimin kumpulin dari cerita-cerita orangtua-orangtua kita saja ya, biar menambah khazanah dan referensi kalian yang berkaitan dengan awal mula Pulau Bunyu mulai di tempati.


Kawasan pesisir merupakan kunci utama dalam tumbuh kembang negeri ini. Kawasan pesisir menjadi pintu utama masuk dan berkembangnya budaya baru yang kemudian menjadi identitas lokal. Karena itu, cerita-cerita tentang kehidupan pesisir selalu menarik untuk di simak dan di bahas dalam memulai pembahasan mengenai sejarah awal mula peradaban.


Sei Kelong (Lokasi Permukiman Pertama di Pulau Bunyu)

Pulau Bunyu mempunyai satu wilayah pesisir yang menjadi pintu masuk utama terbentuknya masyarakat lokal pertama di pulau ini. Wilayah tersebut bernama Sei Kelong, sungai ini selain sudah lama menjadi tempat nelayan pesisir kita mencari ikan, kerang-kerangan juga kepiting sampai saat ini, ternyata sungai ini menyimpan cerita yang banyak generasi-generasi kita tidak tahu loh.

Ternyata di sekitar sungai kelong, di pesisir dekat muara sungainya yang besar itu dahulu adalah lokasi pemukiman pertama penduduk yang berasal dari tengkudacing tanah merah juga juata.
 
Kemudian, Kalian tahu tidak, orangtua-orangtua kita dahulu bepergian itu menggunakan perahu layar, bukan perahu layar seperti yang kita lihat-lihat di sosial media ya, pokoknya sangat sederhana, ketika tidak ada angin mereka akan berdayung.
 
Kalian bisa bayanginnya ndak berdayung dari pulau ke pulau atau spot mereka mancing di laut? Kalian tau kan arus deras di pelabuhan saja seperti apa, Pastinya fisik orangtua-orangtua kita dahulu luar biasa ya.

Kisah Awal Mula Para Pendatang Bermukim di Pulau Bunyu

Menurut cerita orangtua yang mengalami nya langsung pada saat itu, mereka sampai ke muara sungai yang ada di sekatak untuk mencari bambu sebagai bahan utama buat kelong (biar makin nyambung kalian sambil browsing ya nama-nama aneh yang belum pernah kalian dengar di cerita kali ini, seperti kelong ini). Mimin lupa nanya sih, apa bambu masih susah waktu itu di Pulau kita ini.

Harus tahan LDR, beneran nih orangtua-orangtua kita dahulu sangat tahan untuk LDR karena harus meninggalkan rumah untuk mencari bambu dan terkadang posisi kelong yang berpindah-pindah. Bahkan ada satu orangtua kita beliau berkelong sampai di juata laut.
 
Bisa dibayangin ya, cuman menggunakan layar seadanya + dayung menyebrangi laut yang berarus deras antara Pulau Tarakan dan Pulau Bunyu itu. Tapi tidak semua juga LDR loh, terkadang ada yang membawa Istri dan anaknya tinggal di pondok di lokasi mereka berkelong. Wah bayangan kita-kita sekarang pasti seru amat ya, tinggal nomaden dan memanfaatkan yang ada di alam.

Ada beberapa lokasi versi orangtua-orangtua kita bermukim, cuman dulu memang masih nomaden ya belum menetap, Sei Kelong ini salah satu lokasi perkampungan tempat orangtua-orangtua kita bermukim alias tidak pindah-pindah lagi.
 
Di lokasi ini juga (Sei Kelong) orangtua-orangtua kita bertemu dengan nelayan dari philipina, jadi Pulau Bunyu ini bukan hanya tempat nelayan-nelayan dari pulau sekelilingnya menginap selama mencari ikan, tetapi juga dari negera jiran.

Pada saat itu pemerintahan masih berbentuk kerajaan sehingga terbiasa nelayan-neayan sekitar meminta ijin dulu sama yang bermukim di suatu wilayah, meskipun hanya untuk sekedar mencari ikan apalagi sampai naik ke daratannya. Oh ya, bunyu ini dulunya terkenal sebagai penghasil kayu gaharu loh. Ini juga jadi alasan lainnya kenapa banyak yang bermukim dan singgah di pulau bunyu.

Berhubung kami juga tidak pernah dapat cerita atau informasi lebih terkait kayu gaharu ini, itu cukup jadi penghantar saja ya, kapan-kapan kalau mimin dah dapat cerita atau informasi tentang kayu gaharu ini mimin ceritain lagi, makanya pantengin terus majalah-majalah BunyuKita bakal ada cerita menarik pastinya.

Karena suku yang bermukin di Bunyu pertama kali adalah suku tidung, maka dari sektor perikanan dari dahulu sudah mengalami kemajuan dalam cara masyarakatnya menangkap ikan.
 
Kelong adalah salah satu alat tangkap yang cukup banyak di gunakan pada saat itu, mengingat suku tidung memanglah hidup di pesisir, bukan pelaut yang sampai ke tengah laut seperti nelayan-nelayan philipin pada saat itu.

Jenis Kelong yang di gunakan masyarakat Bunyu dari dahulu sampai sekarang tetap sama, yaitu kelong tancap. Kelong merupakan Alat penangkap ikan atau hasil laut lainnya yang dipasang di pesisir pantai, kelong pada umumnya terbuat dari anyaman bambu (Tanang) yang dibuat sedemikian rupa hingga berbentuk dinding.
 
Adapun bahan alam yang di gunakan untuk membuat kelong antara lain, bambu sebagai dinding-dinding penggiring ikan yang di susun dari pinggir pantai sampai dengan sayap kelong, kemudian kayu merah/kayu keriting juga pohon nibung sebagai tiang-tiang penyanggah dinding bambu dan rotan yang di gunakan sebagai alat pengikat yang nantinya ikan yang tergiring masuk akan susah untuk keluar kembali.
 
Kelong terdiri dari beberapa bagian antara lain:
  • Ligau Besar : Berbentuk ruang love dengan garis lurus yang ukurannya paling besar
  • Ligau Sedang : sama dengan Ligau Besar, cuman ukurannya agak sedang atau lebih kecil dari Ligau Besar
  • Ligau Kecil : Berbentuk sama dengan Ligau yang lainnya hanya ukurannya yang lebih kecil
  • Leminan : Ukurannya paling kecil dan berbentuk lingkaran, dan ini adalah tempat utama berkumpulnya ikan.
  • Sayap : berada di sebelah kiri Ligau besar yang fungsinya menghalang ikan menuju kelaut.
  • Pemanjang : Hampir sama dengan sayap hanya ukurannya lebih panjang hingga kebibir pantai

Isi Komentar Anda

Silahkan berikan komentar anda...

Previous Post Next Post